Kamis, 07 April 2016

Senyum Seekor Kucing Ketika Diberi Daging



Assalamualaikum wr,wb
Pada kesempatan kali ini kami selaku dari pengurus Rohis Nuril Qolby mengepost artikel-artikel yang mudah-mudahan bermanfaat . :D

Di hari yang panas, disebuah kantin yang sederhana berukuran 4x5 namun dengan kursi panjang dan meja. hari-harinya ramai oleh setiap siswa yang hendak berbelanja atau sekedar bercanda.
selain siswa, guru-guru pun ikut serta sambil membawa piring dan sendok diambilnya makanan yang telah tersedia. ya begitulah kantin sekolahku, sederhana namun membawa berkah bagi berkelanjutnya hidup bagi manusia bumi. namun ada yang istimewa di kantin ini banyak kucing yang seolah - olah ikut mengambilberkah Illahi. walau ada yang membenci, namun tak jarang ada yang memberi. kucing pun seolah mengerti, ia harus sudah beradaptasi di lingkungannya sendiri. ketika ia merasa dibenci dengan rasa kecewa ia pergi, namun ketika diberi ia sadar kalu ia diterima disini. kucing pun mulai menyeleksi mana pembenci yang tak segan melempar sapu, botol, bahkan tak jarang memukul dan melempar dengan bangku, bak pendemo yang seolah tak dihargai.
namun kucing pun ada yang tersenyum ketika diberi daging sambil dielus kepalanya bak pengantin baru, sambil diberi ikan disediakan dipiring bagai tamu di restoran seperti raja yang dilayani permaisurinya.
gambaran yang begitu jelas ditemui dalam setiap sudut kehidupan tanpa mengenal status, tempat, dan waktu. selalu terulang walau dalam scenario berbeda, namun esensi atau pokok selalu tetaplah sama. dari pengalaman sederhana, kita bisa petik hikmah kehidupan yang luas dari pengalaman sederhana, kita temui mutiara yang menjadi kilauan sanubari. seekor binatang yang diberi akal budi pun mengerti makna kehidupan yang mesti dijalaninya, yang tak selalu sejalan dengan keinginannya. ingin diberi, namun faktanya beda yang harus menerima pukulan dan lemparan. lalu bagaimana jika ditarik ke kehidupan manusia yang memiliki tingkat kemuliaan lebih dari binatang. karena Allah karuniakan akal pikiran.
tentu pengalaman kucing bisalah jadi pengalaman berharga. sebagaimana kehidupan ini tidak selalu mulus sesuai dengan keinginan. tentu ada masa ia pun harus merasakan apa yang dirasakan sang kucing merasa jadi orang yang terusir. namun pada posisi seperti ini, manusia sering salah memahaminya tidak seperti kucing yang berani kembali untuk mendapatkan haknya dari kehidupan. manusia yang diberi akal, sering kali pergi berlalu dan merasa ialah orang yang paling dianiaya oleh kehidupan sehingga ia begitu putus asa dan menganggap Allah tidak adil memperlakukannya. dilain pihak, ada manusia yang diperlakukan seperti kucing yang diperlakukan bagai raja. berbeda dengan sang kucing, yang tersenyum dan mengatakan inilah hak saya dari kehidupan. yang saya dapat hari ini dan mengucapkan terimakasih pada yang member hidup. manusia yang diperlakukan seperti raja, mengatakan inilah usahaku aku sendiri yang bekerja keras untuk ini jadi aku berhak untuk mendapatkannya, jika orang lain mau iapun harus seperti aku, hanya itu jalan satu-satunya.
ia merasa jadi orang yang paling beruntung dan paling tahu cara memperoleh keberuntungan. dan ia mendapat keberuntungan itu untuk terus menambah dan menambah tanpa mau peduli yang menjadi hak Allah baginya. ternyata kucing lebih mampu menyikapi kehidupannya dibanding manusia seperti ini, ia lupa akan yang telah diberi kepadanya dan ketika ia tidak diberi ia menyalahkan kehidupan yang begitu kejam kepadanya. inilah ciri orang yang apabila ia memperoleh kesulitan ia putus asa. apabila ia diberi nikmat ia kufur dengan nikmat tersebut.

Pertanyaannya sekarang, apakah kita orang yang seperti itu? Tak perlu dijawab, cukuplah intropeksi diri.
Lalu bagaimana mengembalikan kemuliaan manusia agar tidak lebih rendah dari seekor kucing?
Jawabnya ada pada tuntunan mulia petunjuk luhur yang dibawa oleh makhluk yang paling luhur yakni Syaidina Muhammad SAW. Beliau pernah berpesan pada sahabatnya dengan perkataan indahnya yakni :
“Taukah kalian manusia ajaib? Sahabat mengatakan hanya Allah dan Rasulnya yang tahu. Manusia ajaib adalah manusia yang tak pernah rugi yakni jika ia diberi nikmat ia bersyukur, syukur jadi kebaikan. Dan jika ia ditimpa kesusahan ia bersabar maka sabar jadi kebaikan.
Jadi, yang menjadi kata kunci dari memaknai kehidupan hanyalah dua kata. Kata “Syukur” dan “Sabar”. Mengingat dengan kemajuan dan perkembangan zaman, orang sering dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan. Ada yang menyangkut masalah harta, kendaraan, anak, dan istri. Namun permasalahan-permasalahan tersebut hanya bisa disikapi dengan penuh kesabaran dan rasa bersyukur.
Sabar memang sering ringan diucapkan, namun amat berat jika sudah dalam pelaksanaan. Ketika seorang dihadapkan dengan masalah, orang lain sering mengatakan bersabarlah. Namun yang mempunyai masalah terkadang begitu berat untuk melakukan.

Lalu pertanyaannya sekarang, apa sebenarnya sabar itu? Kalau kita sedang mengerjakan tugas sekolah, teman-teman kita mengerjakan soal hanya sebatas kemampuannya maka kita mengerjakan sedikit lebih dari kemampuan kita. Dari contoh tersebut, bisa kita ambil makna sabar adalah bertahan sedikit lebih lama daripada kemampuan. Contoh lain yakni, seandainya teman-teman kita belajar 2 jam dalam setiap hari, maka orang yang sabar belajar 2 jam 1 menit setiap hari. Ini sudah termasuk dalam kategori orang itu bersabar, karena kemampuannya hanya sebatas 2 jam tetapi ia mau 1 menit mengusahakan lebih lama. Yang dipahami dari sabar yang banyak orang di masa sekarang adalah kepasrahan terhadap apa yang menimpanya atau lebih tepat ketidakberdayaan terhadap suatu masalah. Konsep ini tentu tidak sejalan dengan pernyataan bahwa didalam kesulitan terdapat dua jalan kemudahan. Jadi sekali lagi bahwa sabar yang benar adalah kemampuan untuk terus bertahan lebih lama daripada kesanggupan, semoga kita dijadikan orang yang bersabar dalam menjalani kehidupan.

Kata kunci yang kedua adalah syukur yang merupakan wujud terimakasih kepada pemberi kenikmatan. Seringkali syukur ini dicontohkan oleh rasul melalui riwayatnya. Yakni : ketika Rasul bersama istrinya Siti Aisyah dimalam hari, Siti Aisyah mendapati Rasul sedang melaksanakan Shalat malam. Siti Aisyah sedang melihat Rasul Shalat, kemudian Siti Aisyah tidur dan beberapa jam kemudian, Siti Aisyah terbangun ia masih Rasul sedang Shalat. Kemudian Siti Aisyah tidur kembali sampai  sebelum Shubuh, Siti Aisyah terbangun dilihatnya Rasul masih Shalat. Kemudian Siti Aisyah bangun didapatinya kaki Rasullullah membengkak, maka Siti Aisyah mengatakan kepada Rasul kenapa engkau melakukan hal seperti ini, bukankah engkau adalah orang yang dicintai oleh Allah. Dan bukankah engkau dijamin masuk surga, bukankah engkau sudah terbebas dari dosa bahkan engkau yang akan membuka pintu surga. Namun kenapa engkau melakukan ibadah sedemikian seperti ini? Jawab Rasullullah dengan indah mengatakan. Apakah aku tidak boleh menjadi hamba Allah yang bersyukur?

Dari riwayatnya ini dapat dipahami makna yang mendalam dari kalimat Syukur, tidak hanya meyakini bahwa pemberi nikmat adalah Allah tidak hanya sekedar mengucap kalimat syukur. Namun lebih dari itu semua dicontohkan bahwa syukur yang sesungguhnya adalah menggunakan nikmat yang diberikan sesuai dengan keinginan pemberinya. Maka pantaslah jika orang yang bersyukur akan terus ditambahkan nikmat baginya dan orang yang kufur, akan celaka karena kesombongannya.

Dari sini kita dapat ambil pelajaran bahwa orang yang cerdas tidak hanya belajar dari manusia saja, namun ia belajar dari apa yang ia lihat dan ia dengar serta ia rasakan. Karena ketiga alat inilah yang menjadi ujung tombak bagi akal untuk memahami.

Yang kedua, bahwa kehidupan merupakan ladang yang luas untuk terus kita tanam dan kita pupuk guna mencari hikmah-hikmah kehidupan.

Yang ketiga, bahwa kunci dari kehidupan ini adalah bagaimana kita bisa menjalani kehidupan dengan sabar dan penuh rasa syukur agar kita menjadi orang yang beruntung.
Dan yang terakhir semua itu bisa terwujud manakala kita mampu untuk terus mendalami dan melatih diri kita mengikuti ajaran luhur Rasullullah SAW.


Cukup sekian artikel yang kami buat ini semoga bermanfaat bagi semua ,

wassalamualaikum wr.wb


Tidak ada komentar:

Posting Komentar